MAKALAH
BEBERAPA
RANCANGAN KARYA TULIS
Karangan
adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Karangan dibedakan menjadi 3
jenis yaitu karya tulis non-ilmiah (karya non ilmiah), semi ilmiah dan
ilmiah. Dalam makalah ini akan dipaparkan lebih jelas mengenai teknik
menentukan judul, teknik menyusun kerangka karangan, teknik menulis latar
belakang, dan teknik merumuskan masalah karangan ilmiah.
1. Bagaimana teknik menentukan topik
dan judul ?
2. Bagaimana teknik menyusun kerangka
karangan ?
3. Bagaimana teknik menulis latar
belakang ?
4. Bagaimana teknik merumuskan masalah
?
1. Mengetahui teknik menentukan topik
dan judul.
2. Mengetahui teknik menyusun kerangka
karangan.
3. Mengetahui teknik menulis latar
belakang.
4. Mengetahui teknik merumuskan
masalah.
Ø Topik
Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti
tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi
landasan penulisan suatu artikel.
1. Mengidentifikasi Isi Topik Tulisan
Istilah sering dikacaukan dengan tema. Topik adalah medan
atau lapangan masalah yang akan ditulis dalam karya keilmuan baik konseptual
maupun maupun hasil penelitian. Untuk itu medan masalah yang keilmuan yang
dapat ditulis relative tidak terbatas. Misalnya, tentang sains, tegnologi,
social, humanivora, seni, edukasi, dan sebagainya. Medan masalah teknologi
antara lain mencakup teknologi komunikasi, industry, arsitektur, desain, dan
rekayassa. Bertitik tumpu pada teknologi informasi saja, penulis dapat
memetakan sejumlah masalah, misalnya tegnologi (a) audio, (b) visual, (c)
audio-visual,(d) grafis,(e) desain,dst. Demikian pula tegnologi industri, di
dalamnya tercakup masalah industri (a) pertanian, (b) kelautan, (c) kehutanan,
(d) kedirgantaraan, (e) ketekstilan, dst. Jadi, dalam tulisan keilmuan topik
memiliki medan masalah yang luas.
Tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan
inti tentang topic yang akan di tulis. Tema sifatnya hipotesis maksudnya perlu
pembuktian empiris terhadap topic terpilih. [1][1]
2. Teknik mengeksplorasi Topik /
Pemilihan Topik
Ada banyak cara atau teknik menemukan dan menentukan topic
tulisan keilmuan. Dalam buku ini ada 3 teknik yang dinilai mudah diterapkan,
yakni dengan teknik :
a) pengekplorasian fakta keilmuan yang
terjadi disekitar,
b) pengeksplorasian isu-isu keilmuan
actual, dan
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan
mempergunakan cara sebagai berikut:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan
“Masalah apa yang akan ditulis? dan hendak menulis tentang apa?”
“Masalah apa yang akan ditulis? dan hendak menulis tentang apa?”
Ciri topik → permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai.
Ø Judul
Pengertian Judul :
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku,
kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya
tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya
menentukan wilayah (lokasi).
Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada
yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut
juga miniatur isi bahasan.
Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik.
Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan
isi bahasan.
Syarat-syarat pembuatan judul :
1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai
pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting
dari tema tersebut.
2. Harus provokatif, yaitu harus
menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap
pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3. Harus singkat, yaitu tidak boleh
mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata
atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
1. Judul langsung :
Judul yang
erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian
utama nampak jelas.
2. .Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung
hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan
atau berita.
Fungsi Judul
1. Merupakan identitas/cermin dari jiwa
seluruh karya tulis.
2. Temanya menjelaskan diri dan menarik
sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya.
3. Merupakan gambaran global tentang
arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
4. Relevan dengan isi seluruh naskah,
masalah maksud,dan tujunnya.
Kerangka karangan disebut juga ragangan(outline). Pada
prinsipnya, penyusunan kerangka karangan adalah proses penggolongan dan
penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi
kesatuan yang berpautan. Penyusunan
karya ilmiah dapat membuata ragaman buram
, yakni ragangan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari
topik yang sudah dibatasi, atau dapat
juga membuat ragangan kerja , yaitu ragangan yang sudah merupakan perluasan atau
penjabaran dari ragangan buram . Tentu saja,
hal ini memudahkan penyusun untuk mengembangkan karangan.
Penulisan Karya ilmiah harus menetukan dahulu judul bab dan
judul subbab sebelum menentukan kerangka karangan. Judul bab dan judul subbab itu merupakan
pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang sudah ditentukan. Untuk menetukan judul bab dan subbab, penyusun karya ilmiah dapat bertanya ihwal
judul karya ilmiahnya. Pertanyaan yang dapat diajukan ialah “apa yang akan
dilakukan dengan judul itu”, “akan diapakan judul itu”, atau “masalah apa saja
yang dapat dibicarakan di bawah judul tersebut”. [3][3]
Misalnya judul karya ilmiah (hasil penelitian) “Pengaruh
Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasaan Kerja Karyawan Hotel Grand Candi
Semarang”. Hal yang dapat tersangkut -paut dan dapat dibicarakan dalam karya
ilmiah itu adalah (1) “manajemen sumber daya manusia”, (2) “motivasi”, (3)
“kepemimpinan”, dan (4) “kepuasan kerja”. Hal-hal tersebut dapat dijadikan
empat judul bab analisis. Atau, jika bagian analisisnya hanya satu bab, hal-hal
itu dapat dijadikan subbab. Keempat subbab itu masih dapat dirinci lagi dengan
memecah subbab tersebut menjadi bagian yang sekecil-kecilnya. Misalnya judul
subbab “motivasi” dapat dipecah lagi menjadi (a) “pengertian motivasi” , (b)
“teori motivas” , dan (c) “motivasi dan perilaku” . Judul subbab
“kepemimpinan”.dapat dipecah lagi menjadi beberapa subsubbab yaitu (a)
“pengertian kepemimpinan” (b) “teori kepemimpinan” ,(c) “tipe kepemimpinan”,
dan (d) “fungsi kepemimpinan “ . Judul subbab kepuasaan kerja dapat dipecah
lagi menjadi (a) “pengertian kepuasaan kerja”, (b) “teori kepuasaan kerja”, (c)
“faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerja”, (d) “manfaat kepuasaan kerja”, dan
(e) “pengukuran kepuasaan kerja”.
Jika kita sudah merasa yakin bahwa masalah itu sudah
dipecahkan lagi menjadi bab, subbab
seperti tersebut, kini penyusunan karya
ilmiah dapat menuliskan kerangka karangan/ragangan karya ilmiahnya. Ragangan
inilah yang akan dijadikan patokan bekerja sehingga tidak akan terjadi tumpang
tindih dalam penganalisisannya.[4][4]
C. TEKNIK MENULIS LATAR BELAKANG
Teknik menguraikan latar belakang
ada empat macam. Beberapa cara yang dapat di pilih penulis antara lain dengan
memberikan :
a) telaah kasus negatif,
b) telaah kasus positif dikaitkan
dengan masalah tulisan,
c) kutipan menarik dan opini pakar,
slogan atau idiom tertentu dikaitkan dengan masalah yang akan dibahas, serta
d) informasi yang cukup dikenal oleh pembaca.
Telaah
kasus negatif artinya menguraikan kelemahan, kekurangannya dan sejenisnya.
Sebaliknya, telaah kasus positif menguraikan latar belakang dengan menunjukkan
keunggulan, kelebihan atau keandalan-keandalan. Kutipan menarik, berkaitan
dengan pernyataan pakar yang dapat menumbuhkan minat dan atensi pembaca.
Informasi yang dikenal pembaca maksudnya penguraian latar belakang dengan
menunjukkan hal-hal yang akrab dikenal oleh pembaca.
Telaan
kasus positif dilakukan penulis, kebalikan dengan cara pertama. Penulis
menguraikan kelebihan, keunggulan, keberhasilan bahkan keandalan pendekatan
proses menulis.
Rumusan
masalah adalah tulisan singkat berupa pertanyaan yang biasanya terletak di awal
laporan atau proposal dan biasanya terletak setelah latar belakang yang
dijelaskan dalam laporan tersebut. Rumusan masalah digunakan untuk menjelaskan
masalah atau isu yang dibahas dokumen tersebut kepada para pembaca. Secara
umum, suatu rumusan masalah akan menggarisbawahi fakta-fakta dasar dari
masalahnya, menjelaskan alasan masalah itu penting, dan menentukan solusi
secepat dan selangsung mungkin. Rumusan masalah sering digunakan di dunia
bisnis untuk kepentingan perencanaan tapi dapat juga diperlukan dalam situasi
akademis sebagai bagian dari laporan yang bergaya seperti laporan atau proyek
tulisan.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda.
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga
bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif.[5][5]
Adapun langkah – langkah dalam membuat suatu rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.
Menulis Rumusan Masalah Sendiri.
Jelaskan keadaan “ideal”.
Ada banyak cara yang berbeda untuk menulis rumusan masalah — beberapa sumber
referensi merekomendasikan untuk langsung membahas masalah itu sendiri,
sementara sumber lainnya merekomendasikan memberikan konteks latar belakang
terlebih dahulu agar masalah (dan solusinya) lebih mudah untuk dipahami oleh
pembaca. Jika Anda begitu tidak yakin bagaimana harus memulai, pilihlah opsi kedua.
Walaupun keringkasan adalah sesuatu yang harus ditujukan oleh setiap tulisan
yang praktis, pemahaman yang baik lebih penting lagi. Mulailah dengan
menjelaskan bagaimana seharusnya hal-hal bekerja. Sebelum Anda
menyebutkan masalah Anda, jelaskan dalam beberapa kalimat bagaimana
berlangsungnya hal-hal jika tidak ada masalah.
2.
Pertanggungjawabkan pernyataan Anda. Tidak peduli berapa banyak uang
yang Anda klaim dikuras masalah Anda terhadap perusahaan Anda, jika Anda tidak
dapat mempertanggungjawabkan klaim Anda dengan bukti yang masuk akal, Anda
mungkin tidak dianggap serius. Segera setelah Anda mulai membuat klaim spesifik
tentang seberapa serius masalah Anda, Anda harus mulai mendukung pernyataan
Anda dengan bukti. Dalam beberapa kasus, ini mungkin dari penelitian Anda
sendiri, dari data dari penelitian atau proyek terkait, atau bahkan dari sumber
pihak ketiga terkemuka.
3.
Usulkan solusi. Ketika Anda sudah menjelaskan apa
masalahnya dan mengapa begitu penting, lanjutkan menjelaskan bagaimana
Anda mengusulkan untuk mengurusnya. Seperti dengan pernyataan awal dari masalah
Anda, penjelasan solusi Anda harus ditulis agar sejelas dan seringkas mungkin.
Tetaplah pada konsep-konsep besar, penting, konkret dan tinggalkan rincian
kecil untuk nanti — Anda akan memiliki banyak kesempatan untuk masuk ke setiap
aspek kecil dari solusi yang Anda usulkan dalam badan proposal Anda.
4.
Jelaskan manfaat dari solusi. Sekali lagi, sekarang Anda sudah
memberitahu pembaca Anda apa yang harus dilakukan soal masalah ini, ide
yang sangat baik adalah menjelaskan mengapa solusi ini adalah ide yang
baik. Karena bisnis selalu berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan
mendapatkan lebih banyak uang, Anda akan ingin fokus terutama pada dampak
keuangan dari solusi Anda — biaya yang mana yang akan terkurangi, bentuk-bentuk
baru dari pendapatan yang bagaimana yang akan dihasilkan, dan sebagainya. Anda
juga bisa menjelaskan manfaat non-nyata, seperti kepuasan pelanggan yang
meningkat, tetapi penjelasan total tidak boleh lebih panjang dari beberapa
kalimat untuk satu paragraf.
5.
Simpulkan dengan meringkas masalah
dan solusi.
Setelah Anda telah mempresentasikan visi ideal untuk perusahaan Anda,
mengidentifikasi masalah yang menhalangi Anda dari mencapai idealisme ini, dan
menyarankan solusi, Anda hampir selesai. Yang tersisa untuk dilakukan adalah
menyimpulkan dengan ringkasan argumen utama Anda yang memungkinkan Anda dengan
mudah transisi ke dalam tubuh utama dari proposal Anda. Tidak perlu untuk
membuat kesimpulan ini lagi daripada yang seperlunya — cobalah untuk
menyatakan, hanya dalam beberapa kalimat, inti dasar dari apa yang telah
dijelaskan dalam pernyataan masalah Anda dan pendekatan yang Anda niatkan untuk
diambil dalam badan artikel.[6][6]
6.
Ingat “lima W”. Rumusan masalah harus seinformatif
mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin, tetapi tidak harus menyelidiki
rincian kecil. Jika Anda pernah ragu-ragu tentang apa yang harus disertakan
dalam rumusan masalah Anda, ide yang cerdas adalah mencoba untuk menjawab lima
W (siapa/who, apa/what, di mana/where, kapan/when, dan mengapa/why),
plus bagaimana/how. Mengatasi lima W memberikan pembaca Anda pengetahuan
tingkat dasar yang baik untuk memahami masalah dan solusi tanpa merantau ke
tingkat detail yang tidak perlu.
7.
Selalu mengoreksi kesalahan. Ini merupakan keharusan
untuk semua bentuk tulisan yang serius — tidak ada draft pertama sepanjang
sejarah yang tidak bisa memperoleh keuntungan dari mata yang hati-hati dan dari
pengkoreksi yang baik. Setelah Anda menyelesaikan rumusan masalah Anda, bacalah
dengan cepat. Apakah “alurnya” tampak benar? Apakah menyajikan ide-idenya
dengan koheren? Apakah tampaknya teratur dengan logis? Jika tidak, buat
perubahan ini sekarang. Saat Anda akhirnya puas dengan struktur rumusan masalah
Anda, periksa ejaan, tata bahasa, dan kesalahan format.
Rumusan
Masalah Penelitian yang Baik
Rumusan
masalah penelitian yang baik, antara lain:
1.
Bersifat orisinil, belum ada atau
belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.
2.
Dapat berguna bagi kepentingan ilmu
pengetahuan dan terhadap masyarakat.
3.
Dapat diperoleh dengan cara-cara
ilmiah.
4.
Jelas dan padat, jangan ada
penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
5.
Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
6.
Bersifat etis, artinya tidak
bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
7.
Masalah biasanya dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan.
8.
Rumusan masalah harus jelas, padat,
dan dapat dipahami oleh orang lain.
9.
Rumusan masalah harus mengandung
unsure data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
10.
Rumusan masalah harus merupakan
dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).
11.
Masalah harus menjadi dasar bagi
judul penelitian.
Perumusan
masalah memiliki fungsi sebagai berikut:
1.
Sebagai pendorong suatu kegiatan
penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab
kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
2.
Sebagai pedoman, penentu arah atau
fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan
tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
3.
Sebagai penentu jenis data macam apa
yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak
perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang
perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui
perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan
dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4.
Dengan adanya perumusan masalah
penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan
siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.[7][7]
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Topik karangan merupakan jawaban
atas pertanyaan
“Masalah apa yang akan ditulis? dan hendak menulis tentang apa?”
“Masalah apa yang akan ditulis? dan hendak menulis tentang apa?”
2. Judul hendaknya dibuat dengan
ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima
kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
3. Kerangka karangan disebut juga
ragangan(outline). Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan adalah proses
penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan
sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.
Penyusunan karya ilmiah dapat membuata ragaman buram , yakni ragangan yang hanya memuat pokok-pokok
gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragangan
kerja , yaitu ragangan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari
ragangan buram . Tentu saja, hal ini
memudahkan penyusun untuk mengembangkan karangan.
4. Dalam pembuatan rumusan masalah yang
baik telah ada langkah tersendiri yang telah dipaparkan dalam makalah ini.
Kami yakin bahwa tulisan kami ini,
masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik dari pembaca, penulis
harapkan sekali demi penyempurnaan tulisan/tugas makalah ini.
Suwignyo,Heri.2014.Bahasa Indonesia Keilmuan Perguruan Tinggi.Malang:Aditya
Media.
Drs.
H. Kurniawan,Khaerudin, M.Pd.2012.BAHASA
INDONESIA KEILMUAN.Bandung:PT Refika Aditama.
http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/
[1][1]
Heri Suwignyo,Bahasa Indonesia Keilmuan
Perguruan Tinggi, (Malang: Aditya Media,2014),hlm.91.
[2][2]
Ibid,.hlm.92
[3][3]Khaerudin Kurniawan,BAHASA INDONESIA KEILMUAN,(Bandung:PT Refika Aditama,2012),hlm.15.
[4][4] Ibid,.hlm16.
[5][5]http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/
[6][6]
http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/
[7][7] http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar